QUALITY CONTROL
A. Konsep Pengendalian Mutu
Pengendalian
mutu atau Quality Control dalam manajemen mutu merupakan suatu
sistem kegiatan teknis yang bersifat rutin yang dirancang untuk
mengukur dan menilai mutu produk atau jasa yang diberikan kepada
pelanggan. Pengendalian diperlukan dalam manajemen mutu utuk
menjamin agar kegiatan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, sehingga
produk yang dihasilkan sesuai dengan harapan pelanggan. Tugas
pengendalian mutu dapat dilakukan dengan mengukur perbedaan seperti
perencanaan, rancangan, menggunakan prosedur atau peralatan yang tepat,
pemeriksaan, dan melakukan tindakan koreksi terhadap hal-hal ini menyimpang,
diantara dalam hal produk, pelayanan, atau proses, output dan standar
yang sefesisik., oleh karena itu pengawasan mutu merupakan upaya untuk menajaga
agar kegiagan yang yang dilakukan dapat berjalan sesuai rencana dan
mehasilkan output yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, hal ini
seperti dikemukakan oleh Amitava Mitra (2001:9) :”quality control may
generally be defined as a system that is used to maintain a desired level of
quality in a product or service.” Tzvetelin Gueorguiev (2006)
menyatakan Quality control – processes are monitored to ensure that all
quality requiremnents are being met and performance problems are solved
Pandangan
yang sama dikemukakan oleh Ishikawa (1995) yang menyatakan pengendalian mutu
adalah pelaksanaan langkah-langkah yang telah direncanakan secara terkendali
agar semuanya berlangsung sebagaimana mestinya, sehingga mutu produk yang
direncakan dapat tercapai dan terjamin.
Definisi
yang dikemukakan oleh Ishikawa di atas merupakan pemikiran baru tentang
quality control. Menurut pengertian di atas nampak bahwa pengendalian mutu itu
mencakup keseluruhan proses atau kegiatan dalam memproduksi atau menghasilkan
produk dan jasa yaitu sejak proses pengembangan produk baru sampai produk itu
digunakan oleh pelanggan secara memuaskan. Dalam pengertian di atas tersirat
pula bahwa pengendalian mutu itu dilakukan dengan orientasi pada kepuasan
konsumen. Artinya keseluruhan proses yang diselenggarakan oleh perusahaan
ditujukan pada pemenuhan kebutuhan konsumen.
Sejalan
dengan konsep pengendalian mutu di atas. Pengendalian terhadap mutu
pendidikan memang menyangkut unsure input, proses dan output. Hal ini memang
sejalan dengan konsep mutu pendidikan yang dilihat dari unsure input, proses
dan output. Karena itu dalam melaksanakan pengendalian mutu pendidikan, maka pengendalian
difokuskan terhadap unsure input, proses dan output pendidikan. Kepala Sekolah
dapat merencanakan dan melakukan pengendalian mutu pendidikan sejak inoput
siswa masuk, kemudian dididik di sekolah hingga menjadi lulusan dari sekolah.
Dengan demikian dalam melakukan pengendalian mutu hendaknya kepala sekolah atau
pengawas melihat sekolah atau proses pendidikan sebagai suatu system.
Dalam
pengendalian mutu agar berjalan efektif membutuhkan adanya perencanaan
yang jelas, lengkap dan terintegrasi agar dapat dilaksanakan sistem pengawasan
yang efekti dan efisien. Perencanaan yang jelas, lengkap dan terintegrasi
diperlukan agar para pimpinan seperti kepala sekolah, wakil kepala
sekolah, tata usaha, serta pimpinan unit lainnya dapat melaksanakan
dan mengendalikan kegiatan dengan baik. Selain itu dalam pengendalian
membutuhkan adanya struktur yang jelas, artinya siapa yang bertanggung jawab
terhadap penyimpangan yang terjadi serta tindakan perbaikan apa yang perlu
diberikan dan oleh siapan tindakan perbaikan itu dilakukan.
Kegiatan
pengendalian mutu mencakup metoda secara umum seperti pemeriksaan yang akurat
terhadap data yang diperoleh dan diolah, dan dengan menggunakan
prosedur yang standar dan diakui. Dilakukan untuk
melakukan perhitungan terhadap pengeluaran-pengeluaran dalam proses
kegiatan, melakukan pengukuran, memperkirakan hal-hal yang tidak menentu, serta
mengarsipkan berbagai informasi dan laporan-laporan. Pengendalian mutu
merupakan suatu kegiatan yang dapat memberikan jaminan terhadap produk yang
dihasilkan dapat memenuhi harapan pelanggan. Dengan demikian banyak keuntungan
yang diperoleh dari pengendalian in, baik bagi lembaga maupun, personil yang
diawasi karena melalui pengawasan terjadi proses perbaikan kinerja, serta
keuntungan bagi pelanggan itu sendiri karena akan mendapat produk
yang bermutu. Secara lebih rinci Amitava Mitra (2001) mengemukakan
beberapa keuntungan pengendalian mutu.
- And foremost is the improvement
in the quality of products and services
- The system is continually
evaluated and modified to meet the changing needs of the customer
- A quality control system
improves productivity, which is a goal of every organization.
- Such a system reduces cost in
the long run
- With improved productivity, the
lead time for production parts and subassemblies is reduced, which results
in impropved delivery dates
B.
Tujuan dan Fungsi Pengendalian Mutu
Pengendalian
merupakan alat organisasi, dilakukan untuk menghasilkan produk atau jasa yang
bermutu sehingga pelanggan maupun yang memproduksi merasa puas.
S.Sukmadinata (2006:52) menyatakan: Tujuan pengendalian adalah melakukan
pengukuran dan perbaikan agar apa yang telah direncanakan dapat dicapai secara
optimal. Pandangan yang sama dikemukakan J.M.Juran (1988:166): yang menyatakan
“tujuan utama pengendalian adalah meminimalkan kerusakan ini, dengan tidakan
cepat untuk memulihkan status quo atau lebih baik lagi.”
Tujuan dari
Pengendalian Mutu::
1.
Agar
perusahaan dapat menghasilkan barang atau jasa yang baik (bermutu baik baik). ).
2.
Dicapainya
produktivitas yang tinggi tinggi.
3.
Meningkatkan
pemasaran pemasaran.
4.
Ongkos
produksi yang paling ekonomis ekonomis.
5. Memperbaiki proses yang salah salah.
C.
Proses Pengendalian
Mutu
Pengendalian
tidak bisa dipisahkan dengan perencanaan. Pimpinan membuat rencana, dan rencana
tersebut merupakan standar, artinya sejumlah kegiatan dapat dilakukan dan dapat
diukur atau dinilai dengan membandingkan standar dengan kegiatan yang
dilakukan. Sistem dan teknik-teknik pengendalian dapat dikembangkan dari
perencanaan yang telah diibuat. Pada pengendalian merupakan suatu propses
karena terdiri dari rangkaian kegiatan yang sistematis, J.M.Juran
(1988:165) menyatakan pengendalian mutu sebagai proses manajemen yang
didalamnya kita:
1)
mengevaluasi kinerja nyata,
2).membandingkan kinerja nyata dengan tujuan
dan
3) mengambil tindakan terhadap perbedaan.
Kegiatan pengendalian dilakukan untuk menjaga
agar proses kegiatan berjalan sesuai dengan rencana, sehingga tujuan bisa
tercapai.Hal ini mengingat tidak selama perilaku personil atau berbagai
peristiwa dapat mendukung sesuai dengan harapan atau rencana yang telah
ditetapkan. Sedangkan menurut N.S.Sukmadinata (2006:52) proses pengendalian
mutu meliputi:
1)
Perencanaan, yaitu menyusun tujuan dan standar,
2). Pengukuran performansi nyata,
3). Membandingkan performansi hasil
pengukuran dengan performansi standar,
4)
Memperbaiki performansi.
Pendapat
yang hampir sama juga dikemukakan oleh Boone and Kurtz (dalam Turney1992:242)
mengemukakan empat tahap pengendalian:
a)
Establish performance standars based on organisational goals,
b)
Monitor actual performance,
c)
Compare actual performance with planned performance,
d)
Take corrective action, if necessary.
Memperhatikan
langkah-langkah pengendalian mutu di atas, jadi pada dasarnya dalam setiap
system pengendalian mutu mempunyai empat komponen, hal ini sebagaimana
dikemukakan oleh N.Syaodih (2006) yaitu:
1.
alat pengamatan yang menditeksi, mengamati dan mengukur atau menguraikan
kegiatan-kegiatan yang dikendalikan.
2. alat penilai yang mengevaluasi
unjuk kerja dari suatu kegiatan.
3. alat modiifikasi perilaku untuk
mengubah unjuk kerja jika diperlukan
4. alat untuk menyebarluaskan
informasi kealat lain.
Keberhasilan
kepala sekolah atau pentgawas dalam pelaksanaan pengendalian mutu, selain harus
melakukannya secara sistematis, juga ada beberapa pra kondisi yang harus
diperhatikan dan dipenuhi oleh sekolah. Kondisi ini diwujudkan dalam bentuk
sikap, komitmen dan pemikiran dari semua unsure yang terlibat dalam
penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Menurut Nanang F dan Ali(2006) pra
kondisi yang harus dipenuhi sekolah, antara lain:
- mengubah pola piker sekolah
sebagai unit produksi menjadi unit layanan jasa
- memfokuskan perhatian pada
proses secara sistematik.
- menerapkan pola
pemikiran/strattegi jangka panjang
- mempunyai komitmen yang kuat pada
mutu
- mementingkan pengembangan
sumber daya manusia.
Kepala
sekolah atau pimpinan pendidikan lainnnya dalam melaksanakan pengendalian mutu
dapat melakukan beberapa cara, salah satu cara yang banyak digunakan dalam
pelaksanaan pengendalian mutu adalah model Certo (dalam Sofyan Syafri 2001)
yang meliputi (1) pre control-Feedfowerd, yang control yang dilakukan sebelum
pekerjaan dimulai, misalnya untuk mewujudkan pendidikan yang bermutu hanya
memilih guru-guru yang memiliki kompetensi yang baik. (2) Concurrent Contrtol,
yaitu pengendalaian dilakukan sejalan dengan pelaksanaan pekerjaaan, dan (3)
Feedback Control, yaitu mengadakan penilaian atau pengukuran, dan perbaikan
setelah kegiatan dilakukan
D.
Sasaran Pengendalian Mutu Pendidikan
Dalam
tingkat operasional kelembagaan sekolah, sasaran pengendalian mutu ditujukan
pada aspek input pendidikan, proses dan output atau hasil pendidikan. Menurut
Djajuli (dalam Nanang dan Ali (2006) substansi pengawasan pendidikan secara
educative adalah: (a) pengawasan implementasi kurikulum, pengajaran, pemahaman
guru terhadap kurikulum, penjabaran guru terhadap teknik penilaian, penjabaran
dan penyesuaian kurikulum (b) pengawasan kegiatan belajar mengajar. Sedangkan
menurut Syaodih (2006) bidang pengendalian ditujukan pada biding utama
pendidikan, yaitu kurikulum, bimbingan siswa serta manajemen pendidikan. Bidang
kurikulum berkaitan dengan perumusan tujuan pendidikan, bahan ajar, proses
pengajaran, serta evaluasi, baik secara keseluruhan program pendidikan di
sekolah maupun untuk setiaop bidang studi. Bidang bimbingan siswa berkaitan
denngan program pembinaan siswa dan bimbingan dan konseling, sedangkan bidang
manajemen berkaitan dengan upaya pengaturan dan pemanfaatan segala sumber daya
dan dana pendidikan yang ada di sekolah. Bidang ini mencakup manajemen
personil, siswa, sarana dan prasarana, fasilitas pemndidikan biaya dan kerja
sama dengana masyarakat atau pihak luar sekolah. Ketiga bidang ini mempunyai
arah sasaran yang sama, yaitu perkembangan siswa secara optimal.
E.
Langkah-langkah Pengendalian Mutu
1. Quality Consiusness
Menentukan ukuran kualitas yang akan
dihasilkan mulai dari yang jelek sampai yang terbaik.
2. Quality Responsibility
Produsen dan konsumen sama sama-sama berkepentingan
mengontrol suatu produk yang dihasilkan perusahaan perusahaan, , untuk ini diperlukan koordinasi
dalam pengerjaan produk sehingga dengan kerjasama tiap bagian dalam
melaksanakan pekerjaan akan memelihara standar produk yang telah ditetapkan dan
kemungkinan tercapainya tingkat ketelitian yang dikendalikan perusahaan perusahaan.
3. Quality Standar
Standar kualitas yang ditentukan
perusahaan perusahaan, , digunakan sebagai ukuran perbandingan untuk menilai pengerjaan
produk produk. Standar kualitas merupakan pedoman yang seragam bagi spesifikasi
produk yang akan dijual dijual.
4. Operation Standar
Yaitu langkah untuk menetapkan suatu cara
barang yang telah ditetapkan didalam suatu proses design yang dituangkan dalam
flow diagram atau flow chart.
5. Process Control
Proses kontrol berhubungan dengan
langkah langkah-langkah untuk melakukan inspelsi pada tahapan proses produksi pada
waktu yang telah ditentukan dengan menggunakan cara dan peralatan yang telah
ditetapkan ditetapkan.
6. Cost Control
Biaya yang dikeluarkan untuk melakukan
pengendalian mutu, perlu memperhatikan manfaat yang akan diperoleh diperoleh.
7. Sampling
Merupakan cara penyajian produk untuk
diperiksa diperiksa, , dan pada umumnya hanya bisa dilakukan untuk produk yang homogen homogen.
8. Market Research
Disini diteliti bagaimana tanggapan dan
rekasi konsumen terhadap mutu barang yang akan dihasilkan oleh perusahaan dan
sejauhmana keaktifan mengontrol mutu yang telah dilakukan dilakukan, , selain dari itu dengan market
research akan diperoleh data tentang produk design