Rabu, 22 Mei 2013

Quality Control


QUALITY CONTROL

A.      Konsep Pengendalian Mutu
Pengendalian mutu   atau Quality Control dalam manajemen mutu merupakan suatu sistem kegiatan  teknis yang bersifat rutin yang dirancang  untuk mengukur dan menilai mutu produk atau jasa yang diberikan kepada pelanggan.  Pengendalian  diperlukan dalam manajemen mutu utuk menjamin agar kegiatan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, sehingga produk yang dihasilkan sesuai dengan harapan pelanggan. Tugas  pengendalian mutu dapat dilakukan dengan mengukur perbedaan seperti perencanaan, rancangan, menggunakan prosedur atau peralatan yang tepat, pemeriksaan, dan melakukan tindakan koreksi terhadap hal-hal ini menyimpang, diantara dalam hal produk, pelayanan, atau  proses, output dan standar yang sefesisik., oleh karena itu pengawasan mutu merupakan upaya untuk menajaga agar kegiagan yang yang dilakukan dapat berjalan sesuai rencana dan  mehasilkan output yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, hal ini seperti dikemukakan oleh Amitava Mitra (2001:9) :”quality control may generally be defined as a system that is used to maintain a desired level of quality in a product or service.”  Tzvetelin Gueorguiev (2006) menyatakan Quality control – processes are monitored to ensure that all quality requiremnents are being met and performance problems are solved
Pandangan yang sama dikemukakan oleh Ishikawa (1995) yang menyatakan pengendalian mutu adalah pelaksanaan langkah-langkah yang telah direncanakan secara terkendali agar semuanya berlangsung sebagaimana mestinya, sehingga mutu produk yang direncakan dapat tercapai dan terjamin.
Definisi yang dikemukakan oleh  Ishikawa di atas merupakan pemikiran baru tentang quality control. Menurut pengertian di atas nampak bahwa pengendalian mutu itu mencakup keseluruhan proses atau kegiatan dalam memproduksi atau menghasilkan produk dan jasa yaitu sejak proses pengembangan produk baru sampai produk itu digunakan oleh pelanggan secara memuaskan. Dalam pengertian di atas tersirat pula bahwa pengendalian mutu itu dilakukan dengan orientasi pada kepuasan konsumen. Artinya keseluruhan proses yang diselenggarakan oleh perusahaan ditujukan pada pemenuhan kebutuhan konsumen.
Sejalan dengan konsep pengendalian mutu di atas.  Pengendalian terhadap  mutu pendidikan memang menyangkut unsure input, proses dan output. Hal ini memang sejalan dengan konsep mutu pendidikan yang dilihat dari unsure input, proses dan output. Karena itu dalam melaksanakan pengendalian mutu pendidikan, maka pengendalian difokuskan terhadap unsure input, proses dan output pendidikan. Kepala Sekolah dapat merencanakan dan melakukan pengendalian mutu pendidikan sejak inoput siswa masuk, kemudian dididik di sekolah hingga menjadi lulusan dari sekolah. Dengan demikian dalam melakukan pengendalian mutu hendaknya kepala sekolah atau pengawas melihat sekolah atau proses pendidikan sebagai suatu system.
Dalam pengendalian mutu agar berjalan efektif  membutuhkan adanya perencanaan yang jelas, lengkap dan terintegrasi agar dapat dilaksanakan sistem pengawasan yang  efekti dan efisien. Perencanaan yang jelas, lengkap dan terintegrasi diperlukan agar para pimpinan seperti kepala sekolah, wakil kepala sekolah,  tata usaha, serta pimpinan unit lainnya dapat melaksanakan  dan mengendalikan kegiatan dengan baik. Selain itu  dalam pengendalian membutuhkan adanya struktur yang jelas, artinya siapa yang bertanggung jawab terhadap penyimpangan yang terjadi serta tindakan perbaikan apa yang perlu diberikan dan oleh siapan tindakan perbaikan itu dilakukan.
Kegiatan pengendalian mutu mencakup metoda secara umum seperti pemeriksaan yang akurat terhadap data yang diperoleh dan diolah,  dan dengan menggunakan  prosedur yang standar dan  diakui.    Dilakukan untuk melakukan perhitungan terhadap pengeluaran-pengeluaran dalam proses  kegiatan, melakukan pengukuran, memperkirakan hal-hal yang tidak menentu, serta mengarsipkan berbagai informasi dan laporan-laporan.  Pengendalian mutu merupakan suatu kegiatan yang dapat memberikan jaminan terhadap produk yang dihasilkan dapat memenuhi harapan pelanggan. Dengan demikian banyak keuntungan yang diperoleh dari pengendalian in, baik bagi lembaga maupun, personil yang diawasi karena melalui pengawasan terjadi proses perbaikan kinerja, serta keuntungan  bagi pelanggan itu sendiri karena akan mendapat  produk yang bermutu. Secara lebih rinci  Amitava  Mitra (2001) mengemukakan beberapa keuntungan pengendalian mutu.
  1. And foremost is the improvement in the quality of products and services
  2. The system is continually evaluated and modified to meet the changing needs of the customer
  3. A quality control system improves productivity, which is a goal of every organization.
  4. Such a system reduces cost in the long run
  5. With improved productivity, the lead time for production parts and subassemblies is reduced, which results in impropved delivery dates

B.       Tujuan dan Fungsi Pengendalian Mutu
Pengendalian  merupakan alat organisasi, dilakukan untuk menghasilkan produk atau jasa yang bermutu sehingga  pelanggan maupun yang memproduksi merasa puas.  S.Sukmadinata (2006:52) menyatakan: Tujuan pengendalian adalah melakukan pengukuran dan perbaikan agar apa yang telah direncanakan dapat dicapai secara optimal. Pandangan yang sama dikemukakan J.M.Juran (1988:166): yang menyatakan “tujuan utama pengendalian adalah meminimalkan kerusakan ini, dengan tidakan cepat untuk memulihkan status quo atau lebih baik lagi.”
Tujuan dari Pengendalian Mutu::
1.      Agar perusahaan dapat menghasilkan barang atau jasa yang baik (bermutu baik baik). ).
2.      Dicapainya produktivitas yang tinggi tinggi.
3.      Meningkatkan pemasaran pemasaran.
4.      Ongkos produksi yang paling ekonomis ekonomis.
5.      Memperbaiki proses yang salah salah.

C.      Proses Pengendalian Mutu                                             
Pengendalian tidak bisa dipisahkan dengan perencanaan. Pimpinan membuat rencana, dan rencana tersebut merupakan standar, artinya sejumlah kegiatan dapat dilakukan dan dapat diukur atau dinilai dengan membandingkan standar dengan kegiatan yang dilakukan. Sistem dan teknik-teknik pengendalian dapat dikembangkan dari perencanaan yang telah diibuat. Pada pengendalian merupakan suatu propses karena terdiri dari rangkaian kegiatan yang sistematis, J.M.Juran (1988:165)  menyatakan pengendalian mutu sebagai proses manajemen yang didalamnya kita:
1) mengevaluasi kinerja nyata,
 2).membandingkan kinerja nyata dengan tujuan dan
 3) mengambil tindakan terhadap perbedaan.
 Kegiatan pengendalian dilakukan untuk menjaga agar proses kegiatan berjalan sesuai dengan rencana, sehingga tujuan bisa tercapai.Hal ini mengingat tidak selama perilaku personil atau berbagai peristiwa dapat mendukung sesuai dengan harapan atau rencana yang telah ditetapkan. Sedangkan menurut N.S.Sukmadinata (2006:52) proses pengendalian mutu meliputi:
1)  Perencanaan, yaitu menyusun tujuan dan standar,
2). Pengukuran performansi nyata,
3). Membandingkan performansi hasil pengukuran dengan performansi standar,
4)  Memperbaiki performansi.
Pendapat yang hampir sama juga dikemukakan oleh Boone and Kurtz (dalam Turney1992:242) mengemukakan empat tahap pengendalian:
a)       Establish performance standars based on organisational goals,
b)        Monitor actual performance,
c)       Compare actual performance with planned performance,
d)       Take corrective action, if necessary.
Memperhatikan langkah-langkah pengendalian mutu di atas, jadi pada dasarnya dalam setiap system pengendalian mutu mempunyai empat komponen, hal ini sebagaimana dikemukakan oleh N.Syaodih (2006) yaitu:
1. alat pengamatan yang menditeksi, mengamati dan mengukur atau menguraikan kegiatan-kegiatan yang dikendalikan.
2. alat penilai yang mengevaluasi unjuk kerja dari suatu kegiatan.
3. alat modiifikasi perilaku untuk mengubah unjuk kerja jika diperlukan
4. alat untuk menyebarluaskan informasi kealat lain.
Keberhasilan kepala sekolah atau pentgawas dalam pelaksanaan pengendalian mutu, selain harus melakukannya secara sistematis, juga  ada beberapa pra kondisi yang harus diperhatikan dan dipenuhi oleh sekolah. Kondisi ini diwujudkan dalam bentuk sikap, komitmen dan pemikiran dari semua unsure yang terlibat dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Menurut Nanang F  dan Ali(2006) pra kondisi yang harus dipenuhi sekolah, antara lain:
  1. mengubah pola piker sekolah sebagai unit produksi menjadi unit layanan jasa
  2. memfokuskan perhatian pada proses secara sistematik.
  3. menerapkan pola pemikiran/strattegi jangka panjang
  4. mempunyai komitmen yang kuat pada mutu
  5. mementingkan pengembangan sumber daya manusia.
Kepala sekolah atau pimpinan pendidikan lainnnya dalam melaksanakan pengendalian mutu dapat melakukan beberapa cara, salah satu cara yang banyak digunakan dalam pelaksanaan pengendalian mutu adalah model Certo (dalam Sofyan Syafri 2001) yang meliputi (1) pre control-Feedfowerd, yang control yang dilakukan sebelum pekerjaan dimulai, misalnya untuk mewujudkan pendidikan yang bermutu hanya memilih guru-guru yang memiliki kompetensi yang baik. (2) Concurrent Contrtol, yaitu pengendalaian dilakukan sejalan dengan pelaksanaan pekerjaaan, dan (3) Feedback Control, yaitu mengadakan penilaian atau pengukuran, dan perbaikan setelah kegiatan dilakukan

D.      Sasaran Pengendalian Mutu Pendidikan
          Dalam tingkat operasional kelembagaan sekolah, sasaran pengendalian mutu ditujukan pada aspek input pendidikan, proses dan output atau hasil pendidikan. Menurut Djajuli (dalam Nanang dan Ali (2006) substansi pengawasan pendidikan secara educative adalah: (a) pengawasan implementasi kurikulum, pengajaran, pemahaman guru terhadap kurikulum, penjabaran guru terhadap teknik penilaian, penjabaran dan penyesuaian kurikulum (b) pengawasan kegiatan belajar mengajar. Sedangkan menurut Syaodih (2006) bidang pengendalian ditujukan pada biding utama pendidikan, yaitu kurikulum, bimbingan siswa serta manajemen pendidikan. Bidang kurikulum berkaitan dengan perumusan tujuan pendidikan, bahan ajar, proses pengajaran, serta evaluasi, baik secara keseluruhan program pendidikan di sekolah maupun untuk setiaop bidang studi. Bidang bimbingan siswa berkaitan denngan program pembinaan siswa dan bimbingan dan konseling, sedangkan bidang manajemen berkaitan dengan upaya pengaturan dan pemanfaatan segala sumber daya dan dana pendidikan yang ada di sekolah. Bidang ini mencakup manajemen personil, siswa, sarana dan prasarana, fasilitas pemndidikan biaya dan kerja sama dengana masyarakat atau pihak luar sekolah. Ketiga bidang ini mempunyai arah sasaran yang sama, yaitu perkembangan siswa secara optimal.
E.       Langkah-langkah Pengendalian Mutu
1. Quality Consiusness
Menentukan ukuran kualitas yang akan dihasilkan mulai dari yang jelek sampai yang terbaik.
2. Quality Responsibility
Produsen dan konsumen sama sama-sama berkepentingan mengontrol suatu produk yang dihasilkan perusahaan perusahaan, , untuk ini diperlukan koordinasi dalam pengerjaan produk sehingga dengan kerjasama tiap bagian dalam melaksanakan pekerjaan akan memelihara standar produk yang telah ditetapkan dan kemungkinan tercapainya tingkat ketelitian yang dikendalikan perusahaan perusahaan.
3. Quality Standar
Standar kualitas yang ditentukan perusahaan perusahaan, , digunakan sebagai ukuran perbandingan untuk menilai pengerjaan produk produk. Standar kualitas merupakan pedoman yang seragam bagi spesifikasi produk yang akan dijual dijual.
4. Operation Standar
Yaitu langkah untuk menetapkan suatu cara barang yang telah ditetapkan didalam suatu proses design yang dituangkan dalam flow diagram atau flow chart.
5. Process Control
Proses kontrol berhubungan dengan langkah langkah-langkah untuk melakukan inspelsi pada tahapan proses produksi pada waktu yang telah ditentukan dengan menggunakan cara dan peralatan yang telah ditetapkan ditetapkan.
6. Cost Control
Biaya yang dikeluarkan untuk melakukan pengendalian mutu, perlu memperhatikan manfaat yang akan diperoleh diperoleh.
7. Sampling
Merupakan cara penyajian produk untuk diperiksa diperiksa, , dan pada umumnya hanya bisa dilakukan untuk produk yang homogen homogen.
8. Market Research
Disini diteliti bagaimana tanggapan dan rekasi konsumen terhadap mutu barang yang akan dihasilkan oleh perusahaan dan sejauhmana keaktifan mengontrol mutu yang telah dilakukan dilakukan, , selain dari itu dengan market research akan diperoleh data tentang produk design


Tidak ada komentar:

Posting Komentar